rukun

Lima Pilar Membuat Hidup Lebih Gantheng

Aturannya memang selalu begitu. Menuju tangga kesepuluh, pijaki dulu tangga pertama. Mau merengkuh tangga kedelapan, raih dulu tangga pertama. Kecuali kalo kita Spiderman, cukup pake spiderweb, masalah selesai. Nangkring deh dengan gagahnya. Tapi sayangnya kita ini bukan Spiderman. Hla wong sekelas Si Pitung saja enggak kok. Apalagi Spiderman yang entah jaring-jaringnya itu kulakan darimana kok ndak habis-habis, padahal sudah dibuat muter-muter seluruh kota.

Begini kawan-kawan. Di sore yang merah merona hingga jingga ini, ada sedikit yang ingin saya bagi. Semoga pengetahuan saya yang cekak ini ada gunanya. Untuk itulah blog ini berada. Sebenarnya idenya sih sederhana, terinspirasi dari Rukun Islam yang jos banget itu. Ah, garing yha? Biarin ah. Yang penting, lima pilar ini memang membuat hidup kita lebih gantheng. Apalagi masih di awal-awal tahun hijriyah ini. Semoga tetap semangat untuk terus mengubah diri menjadi lebih baik selalu.

Pertama, tentang Syahadatain. Nah, itu mengajarkan kita untuk selalu mengerti tujuan hidup. Lihat saja kalimatnya, bahwa tiada Ilah selain Allah, dan Nabi Muhammad itu memang utusan-Nya. Artinya, ikrar-ikrar kita itu jangan dilanggar sendiri. Setia dong. Jangan plintat-plintut. Makanya Allah marah banget kalo kita-kita ini berani banget ngeduainnya. Makanya, shalat yang rajin, jangan ke dukunnya yang rajin. Apalagi malah lebih sayang istri daripada sayang Allah sendiri. Ya, saya ngerti, saya juga belum bisa sepenuhnya melakukan itu. Tapi paling tidak, dengan mengungkapkan seperti ini, saya jadi sadar untuk selalu berusaha. Kayak anaknya Umar bin Abdul Aziz itu lho. Waktu dia telat shalat jamaah gara-gara masih bercengkerama mesra bareng istrinya. Langsung deh suruh nyeraikan sajah tuh istri sama Umar bin Abdul Aziz. Intinya, jangan mengaku cinta kalo ternyata cuman berbusa-busa di kata. Aksi dong. Islam mengistilahkannya dengan beramal. (ah, kenapa saya malah mirip pak ustadz begini), pokoknya begitu kawan yha. Lupakan tentang keganthengan saya sejenak, lihat dulu tulisan-tulisan ini yha.

Kedua, Shalat. Shalat itu mengajarkan pembangunan karakter. Menghargai waktu. Selalu ingat kepada-Nya. Disiplin. Gak boleh maen-maen waktu melakukan hal-hal penting. Aturannya empat rakaat, jangan slengekan bikin dua rakaat. Nah, karena shalat adalah tanha anil fahsya’ wal munkar, atau mencegah dari perbuatan keji dan munkar, makanya shalat jadi ajang bersih-bersih jiwa kita yang sering terkotori maksiyat yang sudah jadi adat. Pembangunan karakter yang diajarkan shalat ini, akan menjadi kebaikan personal yang sangat-sangat bagus. Itu baru shalat sendirian. Belum hikmah-hikmah saat shalat berjamaah. Banyak banget gan manfaatnya. Dipikir sendiri yha.

Ketiga, zakat. Setelah kebaikan personal, ada kepedulian sosial. Di sini zakat berperan. Jangan jadi orang pelit. Kita ini gak hidup sendirian kok gan. Banyak-banyak berbuat baik. Yang bikin kita gantheng itu bukan karena banyak harta. Tapi karena kita banyak  menolong sesama. Bayangin saja, senyum tuh, disejajarin Nabi derajatnya sama dengan shodaqoh. Iya khan? Tabassumuka liwajhi akhika shadaqah. Senyummu di hadapan saudaramu itu shadaqah. Duh, betapa kerennya gan jadi orang Islam ituh.

Keempat, Shaum. Shaum itu belajar mengendalikan diri. Nafsu itu memang kalo sudah merajelala sangat medeni. Kayak naga itu lho. Perlu dikendalikan. Nah, shaum itu tali kekangnya. Kita rider-nya. Keren tho? Keren gimana. Susahnya minta ampun gan untuk mengendalikan diri itu. Tapi konsep leader itu khan begini gan: control yourself, you will control others. So you’ll be a leader! Wuah, keren banget ya gan. Keren gimana, wong itu juga susahnya minta ampun. Jadi saya kira, tak perlu menjadi sok pemimpin yang bisa mengendalikan orang lain, tapi di belakang, mereka yang dikendalikan itu justru meruntuhkanmu dan ngomongin yang endak-endak, serta berusaha menggulingkanmu. Halah lah, ribet banget yah. Tapi bagi muslim, impossible is nothing gan. Keep on moving ajah deh gan. Maju terus, jangan mundur. Kecuali ambil senjata lagi.

Kelima, Naik Haji. Namanya juga naik haji gan. Jadi memang butuh ekstra semuanya. Naik itu memang bikin kemringet gan. Ya tenaga, ya harta, ya fisik. Makanya, ibadah haji itu memang total gan. Semua-muanya dikerahkan. Jiwa kita harus siap. Harta harus ada. Fisik harus ditempa dulu. Ini namanya ketundukan total pada-Nya.

Nah, inilah lima pilar yang membuat hidup kita lebih gantheng gan. Gimana gak gantheng, wong hidup berdasar Rukun Islam begitu e. Tiba-tiba sore ini saya ingin menuliskan ini kawan. Karena itu yang sedang ada di otak saya saat ini. Daripada nanti malah lupa dan belum dituliskan. Jadi dibloggin ajah. Siapa tahu berguna buwat kawan-kawan dan agan-agan sekalian. Walaupun kelihatan ngustadzi di sini, tapi ndak papa. Pandanglah saya sebagai saudara yang sedang mengeluarkan uneg-uneg yang ada di pikirannya, bukan ustadz. Terlalu medeni bagi saya kalo dipanggil ustadz. Wong saya itu cupunya luar biasa. Masih banyak yang lain yang lebih pantas disebut ustadz. Saya mah belum pantas. Saya disebut ustadzah saja (hlo?).

Oke kawan-kawan. Semoga makin gantheng hidupnya. Salam buat keluarga tercinta yha. Sayangi mereka. Hidup di dunia sebentar saja kok. Masak keluarga sendiri dibenci. Jangan ah. Selain perbuatan seperti itu ndesitnya luar biasa, juga gak mencerminkan sebagai pribadi yang gantheng. Jaga diri selalu ya. Ini adalah bulan tersibuk saya. Banyak banget yang harus saya selesaikan. Itulah mengapa, saya merasa waktu sangat sempit sekali. Sampai mandi pun harus pake air. Luar biasa bukan? Semoga sukses selalu menyertai langkah kita selalu. Amin.

Saya nyetrika pakaian dulu ya gan…